Mengenal Board Arduino Uno dan Project Board


Pendahuluan

Hai kembali lagi bersama saya. Pada kesempatan kali ini kita akan berkenalan dengan Board Arduino Uno dan Project Board yang nantinya akan kita gunakan untuk melakukan praktik.

Board Arduino Uno

Di sini saya memilih board Arduino Uno sebab board ini disamping gampang dijumpai di pasaran dan juga harganya tidak terlalu mahal.

Harga Arduino Uno R3 yang original adalah €20 atau sekitar Rp. 314.000-an dilansir dari laman resmi arduino.cc.

Tapi jangan hawatir sebab Arduino Uno R3 ini sudah banyak clonningnya alias banyak yang membuat salinanna dengan harga yang sangat murah. Bila kita mau berselancar di toko online maka di sana akan banyak yang menawarkan dengan harga murah berkisar antara Rp.60.000, s/d Rp.100.000, cukup murah lah dibanding yang ori. hehe.

$ads={1}

Macam Arduino Uno R3

  1. Arduino Uno R3 DIP (Dual In-line Package)

    Arduino Uno macam ini memiliki microcontroller (micon) ATmega328P yang bisa dicopot dan dipasang kapanpun kita inginkan. Kelebihannya adalah ketika micon yang ditancapkan rusak kita bisa segera menggantinya dengan yang baru tanpa harus menyoldernya.

     
    Gambar : Arduino Uno R3 DIP. Sumber : arduino.cc

  2. Arduino Uno R3 SMD (Surface Mounted Devices)

    Arduino Uno macam ini memiliki microcontroller (micon) ATmega328P berbentuk chip yang cara pemasangannya harus disolder. Kakinyapun kecil-kecil biasanya soldel yang digunakan menggunakan solder blower. Bisa juga menggunakan solder biasa akan tetapi harus menguasai teknik dan keterampilan khusus.

     
    Gambar : Arduino Uno R3 SMD. Sumber : arduino.cc

Pin Out Arduino Uno R3

Sebelum melanjutkan ke praktik kita harus mengenal dahulu pin-out atau lubang-lubang yang ada di board Arduino Uno tersebut agar nanti ketika praktik tidak salah menyambungkan pengkabelan sebab salah memasang kabel bisa berakibat fatal. Bisa-bisa board tersebut tidak bisa lagi digunakan karena short atau bahkan bisa terbakar.

 Gambar : Pin-out Arduino Uno R3
. Sumber : arduino.cc

Anda bisa mengunduh diagramnya secara full di sini

Pada pinout yang terdapat di board Arduino Uno R3 ini terdapat beberapa yang harus kita kenali sebelum jauh melangkah untuk melakukan praktek agar nantinya tidak kebingungan. Diantaranya ialah sebagai berikut :

Pinout Catu Daya Arduino Uno

Setidaknya ada 3 cara yang bisa ditempuh untuk memberi daya pada Arduino. yaitu sebagai berikut:

Power Jack

Power jack atau yang biasa juga disebut DC power bisa digunakan untuk memberi daya pada papan sirkuit Arduino. Umumnya power jack ini terhubung pada adaptor untuk menstabilkan tegangan. Papan sirkuit dapat bekerja pada tegangan 5-20 volt, namun dari pihak Arduino sendiri merekomendasikan untuk menggunakan tegangan 7-12 volt. Tegangan yang melebihi 12 volt dikhawatirkan akan membuat regulator sangat panas. Sedangkan pemberian tegangan di bawah 7 volt kemungkinan akan membuat project tak berjalan baik.

Pin VIN

Pin vin Arduino Uno berfungsi memberikan daya eksternal pada papan sirkuit Arduino menggunakan daya eksternal. Untuk masalah tegangannya, kira-kira sama seperti penjelasan pada power jack.

Kabel USB

Saat menggunakan kabel USB untuk menghubungkan Arduino ke komputer, Arduino akan mendapatkan tegangan 5 volt.

Di papan sirkuit Arduino terdapat dioda pelindung yang menghubungkan antara kutub positif dari power jack ke pin VIN dengan nilai 1 Ampere.

Besarnya tegangan yang kita gunakan pada Arduino sangat mempengaruhi jumlah daya yang akan digunakan untuk rangkaian.

Saat kita menggunakan jack power dan pin VIN untuk menyalakan papan sirkuit, maka kapasitas maksimum yang tersedia bergantung pada regulator 5 dan 3,3 volt di papan Arduino.

  1. Pin 5 V dan 3,3, pin ini berguna dalam mengatur besarnya daya yang akan diberikan pada komponen eksternal sesuai dengan spesifikasi pabrik, apakah 5 volt atau 3,3 volt.
  2. Pin GND, di papan Arduino terdapat 5 pin GND yang kesemuanya itu saling berkaitan. Fungsi dari pin ini adalah untuk menutup sirkuit listrik dan menyediakan tingkat referensi logika umum di seluruh sirkuitmu.
  3. Pin Reset, kegunaan dari pin ini adalah untuk mereset program Arduino agar mulai kembali dari awal.
  4. Pin IOREF, pin ini berfungsi untuk memberikan referensi tegangan yang beroperasi pada mikrokontroler.

Pinout Analog In Arduino Uno

Pada dasarnya Arduino memiliki 6 pin analog yang semuanya memanfaatkan ADC (Analog to Digital Converter). Pin ini dapat berfungsi sebagai pin input analog maupun sebagai pin input/output digital.

ADC merupakan sirkuit elektronik yang berfungsi mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Hal ini memungkinkan prosesor yang merupakan perangkat digital bisa mengukur sinyal analog dan menggunakannya melalui operasinya.

Pin A0 sampai A5 memiliki kemampuan membaca tegangan analog. Sementara di Arduino, ADC beresolusi 10-bit yang artinya mewakili tegangan analog dengan 1024 level digital.

Singkatnya ADC mengubah tegangan jadi bit yang dapat dipahami oleh mikroprocessor.

Contoh sederhana dari ADC adalah VoIP (Voice over IP). Tiap smartphone memiliki mikrofon yang mengonversi gelombang suara menjadi tegangan analog.

Yang selanjutnya melewati perangkat ADC yang mengonversi lagi data analog menjadi data digital. Nah, data digital inilah yang nantinya akan dikirim ke penerima melalui internet.

Pinout Digital Arduino Uno

  1. Pin 1 - 13 pada Arduino berfungsi sebagai pin input/output digital.
  2. Pin 13 Arduino terhubung ke LED bawaan.
  3. Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11 memiliki fitur PWM ditandai dengan ~

Perlu kita ketahui bahwa tiap pin pada Arduino dapat memberikan arus maksimal 40 mA, namun yang disarankan hanya 20 mA. Sementara arus yang bisa disediakan untuk semua pin adalah 200 mA.

Jika ingin melihat lebih mendalam, mungkin suatu hari ingin membuat board Arduino sendiri di rumah bisa melihat skemanya di bawah ini :

Gambar : Skema/datasheet Arduino Uno R3

Project Board

Untuk praktek, kita akan menggunakan project board (ada yang menyebutnya dengan istilah bread board) dan beberapa kabel jumper untuk menghubungkan antara komponen dan Arduino. 

Dengan project board kita tidak perlu menyolder rangkaian sehingga relatif mudah dan cepat dalam merangkai. Project board memungkinkan kita untuk membangun dan membongkar rangkaian dengan cepat sehingga sangat cocok untuk eksperimen. Tapi jika kita ingin membuat rangkaian yang permanen, maka kita harus menggunakan PCB.

Gambar : Projek Board dan Kabel Jumper

Yang terpenting adalah, kita harus memahami jalur-jalur pada project board. Project board terdiri dari jalur vertikal dan jalur horisontal. Jalur vertikal ada di bagian tengah yang terdiri dari 2 x 64 jalur. Masing-masing jalur terdiri dari 5 titik vertikal, misal jalur 1A-1B-1C1D-1E dan jalur 1F-1G-1H-1I-1J yang kedua tidak saling tersambung. Jalur horisontal sebanyak 8 jalur, 4 jalur ada di bagian atas dan 4 jalur lagi di bagian bawah. Jalur ini bisa digunakan untuk power supply (VCC dan GND) untuk rangkaian. Untuk lebih jelasnya, silakan perhatikan di bawah ini. Garis merah menunjukkan bahwa lubang tersebut terhubung secara fisik. 

 
Gambar : Jalur pada project board

Kabel Jumper

Kabel jumper digunakan untuk membuat projek bongkar pasang sebelum benar-benar dibuat yang sesungguhnya. Artinya dalam masa uji coba kita harus menggunakan kabel macam ini agar tidak terlalu banyak komponen yang dibuang percuma jika ada kesalahan.

Kabel ini tidak perlu disolder, cukup ditancapkan saja ke header di Arduino dan ke Project Board. Karena bentuknya masih dalam uji coba atau prototype maka hasil dari projek ini bisa dibongkar kembali. 

Pada video di bawah ini juga dijelaskan seperti materi di atas




Apa Komentarmu?

Lebih baru Lebih lama